THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Rabu, 06 Mei 2009

Sejarah Perminyakan Di Indonesia


Sejarah industri minyak modern tidak bisa lepas dari nama Edwin Laurentine Drake (1819-1880) yang dikenal juga sebagai Colonel Drake. mBah Drake ini didaulat juga sebagai “Bapak” industri perminyakan modern, karena pada tanggal 27 Agustus 1859 untuk pertama kalinya melakukan pengeboran minyak secara komersil di Titusville, Pennsylvania, Amrik sana. Pada hari itu mata bor mBah Drake menyentuh lapisan minyak pada kedalaman 60,5 kaki (± 21 meter). Meskipun jika kita merujuk pada bukunya Ida Tarbell pada tahun 1904 dalam bukunya “The History of Standard Oil” menyebutkan bahwa sumur minyak yang dibuatnya bukan merupakan idenya mBah Drake, tapi ide dari pekerjanya yaitu George Bissell.

Jauh sebelum mBah Drake memulai manték bumi untuk ngebor minyak, minyak bumi sudah diketahui dan digunakan sebagai alat perang pasukan Alexander Yang Agung (356 SM - 323 SM) untuk digunakan pada anak panah berapi dan katapel besar yang menggunakan bola peluru berapi. Di Indonesia sendiri konon minyak telah digunakan juga sebagai alat perang oleh armada kapal pasukan Kerajaan Sriwijaya, meskipun saya sendiri belum pernah melihat atau membaca data otentik tersebut.


Awal Kegiatan Perminyakan di Indonesia

Sejarah industri perminyakan modern di Indonesia sendiri diawali pada tahun 1870 oleh P. Vandijk, seorang engineer Belanda di daerah Purwodadi - Jawa Tengah, tepatnya di desa Ngamba, melalui pengamatan rembesan-rembesan minyak di permukaan tanah. Di desa Ngamba tersebut mBah Vandijk mendapatkan rembesan air asin yang mengandung minyak. Tapi karena terjadi gempa di Yogyakarta pada tahun 1867 hampir semua rembesan tersebut tertutup dan tidak mengeluarkan rembesan minyak lagi. Yang tertinggal hanya air asin yang berbau minyak.

Pada bulan November 1895 perusahaan Mac Neill & Co. di Semarang mendapat konsesi di daerah tersebut selama 15 tahun. Kemudian pada bulan April 1896 dirubah menjadi 75 tahun, dan daerahnya meliputi Klantung Sejomerto.

Beberapa orang Cina yang memiliki tanah di daerah tersebut ikut mengajukan konsesi dan dikabulkan dengan Surat Keputusan Gubernur Jendral Hidia Belanda No. 11 tanggal 11 Juli 1894. Tapi karena ga mampu ngelola akhirnya haknya dipindahkan kepada Perseroan Terbatas yang bernama Java Petroleum Maatschappij yang ngantor di Amsterdam.

SDM Perminyakan Menyongsong 2010

Kita ketahui saat ini angka produksi minyak nasional sedang menurun. Faktor yang menentukan besarnya angka produksi minyak terdiri dari jumlah cadangan yang ditemukan, kemampuan kita secara finansial untuk mengembangkan lapangan minyak, ketersediaan teknologi yang diperlukan untuk mengembangkan lapangan itu, dan yang paling penting adalah sumber daya manusia (SDM) yang akan mengembangkan dan mengelola lapangan minyak itu.

Dulu kita melihat perusahaan minyak yang beroperasi di Indonesia sebagai raksasa-raksasa, baik Pertamina maupun perusahaan minyak asing. Kecederungan setelah tahun 2000, perusahaan kecil mulai banyak tumbuh. Beberapa di antaranya semakin besar dan bahkan tumbuh menjadi raksasa baru.

Kenyataan bahwa harga minyak dua tahun terakhir ini meningkat tajam menyebabkan semangat perusahaan baru untuk bangkit berkiprah semakin menggebu.

Industri Migas dan Pendidikan Bidang Perminyakan

Kegiatan industri perminyakan dimulai dari kegiatan eksplorasi, diikuti pemboran dan komplesi, konstruksi fasilitas produksi, tahap produksi, dan penyaluran minyak ke titik jual.

Dunia industri minyak digerakkan oleh pekerja yang terdiri dari bagian penunjang dan bagian inti. Bagian inti ini terbagi atas tiga kelompok: tingkat pelaksana yaitu operator dan teknisi; tingkat tenaga ahli; dan tingkat manajemen.

Selama ini SDM tingkat pelaksana banyak dikembangkan sendiri oleh masing-masing perusahaan. Pelatihan yang ditempuh biasanya berupa mentoring oleh pekerja yang lebih senior. Tingkat tenaga ahli yang biasanya didapat dari lembaga pendidikan formal, terutama dari perguruan tinggi, biasanya masih harus mendapatkan mentoring juga dari yang lebih senior. Lembaga pendidikan khusus tertentu seperti STEM Akamigas misalnya dapat menelorkan, baik tingkat teknisi maupun tenaga ahli melalui jenjang tertentu. Sedangkan tingkat manajemen berasal dari jenjang karir yang ditempuh, kebanyakan berasal dari tingkat tenaga ahli.

Tenaga ahli yang dimaksud adalah tenaga ahli kebumian (earth scientist), teknik perminyakan (petroleum engineer), teknik peralatan dan konstruksi (facility engineer). Di samping itu masih ada tenaga ahli di bidang K3L, dan lain-lain.

Perguruan tinggi di bidang perminyakan saat ini adalah ITB di Bandung, Trisakti dan UI di Jakarta, UIR di Pekanbaru, UPN Veteran dan Universitas Proklamasi di Yogyakarta.

Perguruan tinggi yang mapan di bidang perminyakan membekali lulusannya dengan ilmu-ilmu perminyakan. Namun dunia kerja membutuhkan bukan ilmu pengetahuan semata, melainkan juga soft skill dan pengalaman yang belum tercukupi di perguruan tinggi. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan harus melatih lagi para tenaga baru tersebut untuk siap bekerja.

Di antara perguruan tinggi di atas masih ada ketidakseragaman kurikulum, kompetensi tenaga pendidik, dan kondisi peralatan dan fasilitas pendidikan. Masih tampak kekurangan peralatan, atau peralatan yang ada tidak sesuai lagi dengan keadaan industri dewasa ini. Semua ini mempengaruhi kompetensi lulusan yang tidak seragam pula.
Kenyataan ini menyebabkan perusahaan harus melatih lagi tenaga-tenaga baru tersebut untuk siap bekerja.

Pada perusahaan besar penyiapan SDM dilakukan terstruktur. Setiap pegawai baru mendapat bimbingan dari seniornya. Perusahaan menyiapkan kurikulum pelatihan yang berkesinambungan. Karir pegawai disesuaikan pula dengan perkembangan perusahaan. Singkat kata, proses regenerasi telah direncanakan dan pada umumnya berjalan hampir sesuai rencana. Jika ada pegawai yang mengundurkan diri sebelum masa pensiun, proses regenerasi tetap berjalan.

Kebutuhan Tenaga Kerja

Akhir-akhir ini, setelah harga minyak terus menerus bertengger di atas angka 50 dolar AS per barrel, timbul suatu pemanasan di bidang industri perminyakan. Kebutuhan tenaga perminyakan menjadi sangat meningkat.

Di pihak lain, pendidikan bidang perminyakan tidak atau belum dapat meyesuaikan dengan kebutuhan jumlah maupun spesifikasi tenaga ahli perminyakan baru. Hal ini ditambah lagi oleh kenyataan dewasa ini minat terhadap pendidikan jurusan perminyakan mulai dikalahkan oleh minat terhadap bidang teknologi informasi.

Dari dua fakta di atas, maka terjadilah perubahan neraca antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga ahli perminyakan. Hal ini berlaku, baik pada tingkat sarjana maupun pada tingkat teknisi dan operator lapangan.

Perusahaan-perusahaan baru umumnya mendapatkan karyawannya dari pensiunan perusahaan besar yang notabene sudah sangat berpengalaman, dan juga membajak pekerja yang sedang berkarir di perusahaan besar atau kecil lain.

Banyak perusahaan baru mendapat pekerja dari perusahaan besar yang sudah mapan. Selagi yang keluar itu masih dapat dihitung dengan jari tangan, perusahaan yang kehilangan karyawan tidak terganggu. Kenyataannya, akhir-akhir ini jumlah perpindahan semakin deras. Bahkan yang menyerap SDM ini bukan saja perusahaan-perusahaan kecil di dalam negeri. Perusahaan multi nasional di negeri tetangga maupun negeri yang jauh telah menyedot banyak tenaga perminyakan Indonesia.

Perusahaan-perusahaan besar sesungguhnya telah mengalami penurunan mutu pekerja. Hal ini disebabkan oleh kekosongan yang terpaksa diisi dengan pegawai dari bidang-bidang penunjang seperti dari bagian transportasi atau bagian keamanan yang dipindahkan menjadi operator produksi. Walaupun telah mendapat pendidikan mendadak, namun kinerjanya belum dapat menyamai atau mendekati kinerja mereka yang berpengalaman di bidang produksi dan pemeliharaan fasilitas produksi. Singkat kata, saat ini banyak pekerja yang dilatih kecara karbitan untuk siap menjalankan pekerjaannya di bidang inti perminyakan.

Perusahaan yang mempekerjakan para pensiunan dalam beberapa tahun mendatang harus menyiapkan pengganti pekerja tersebut karena umur mereka yang semakin tua. Pada saat yang sama pengganti yang diharapkan sudah keluar dan tersebar di tempat-tempat lain di seantero dunia. Dengan demikian maka terjadilah kekurangan SDM, baik dalam jumlah maupun kualitas. Hal ini pada gilirannya akan sangat mempengaruhi kinerja industri perminyakan Indonesia.

Masih ada kenyataan bahwa pekerja di bidang penunjang belum memahami apa yang dikerjakan oleh pekerja di bidang inti. Hal ini akan merepotkan pekerja penunjang itu sendiri karena mereka harus banyak bertanya kepada pekerja bidang inti yang memerlukan bantuan mereka. Seringkali untuk bertemu orang lapangan agak sulit juga karena jauhnya lokasi kerja lapangan. Idealnya orang-orang yang bekerja di bidang penunjang pun pernah berpengalaman di bidang inti.

Yang Dapat Dilakukan

Menghadapi fenomena ini hal yang sudah dilakukan adalah adanya badan-badan pelatihan yang formatnya adalah di kelas. Program ini dapat meningkatkan mutu kinerja golongan pekerja di kantor dan teknisi tingkat atas. Sementara itu pekerja baru yang langsung mengoperasikan peralatan produksi masih memerlukan sarana pelatihan yang lebih sesuai dan memadai. Paling tidak, memiliki sarana praktek.

Pada tahun 1950-an di Sumatera Selatan ada pusat pendidikan perminyakan yang bernama PAM (Pendidikan Ahli Minyak). Pada kurun waktu 1960 hingga 1970an Pertamina dan pemerintah mempunyai pusat pendidikan bernama Akamigas. Bahkan Pertamina pernah mendirikan PKL (Pendidikan Kejuruan Lapangan) di Bajubang, Jambi pada 1970an. Lulusan lembaga semacam ini langsung dapat bekerja di lapangan. Mereka berlatih, baik teori maupun praktek, langsung di lapangan.

Untuk mengimbangi situasi yang ada, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghidupkan kembali sarana pelatihan siap-pakai untuk mencukupi kebutuhan pekerja pada beberapa tahun mendatang, terutama dalam mencapai produksi 1.3 juta BOPD di tahun 2010. Banyak pensiunan - yang masih bugar namun mungkin sudah kurang sesuai untuk bekerja di lapangan, yang mampu dan berminat mengajar. Di antara mereka dapat dipilih yang baik kemampuan mengajarnya sebagai langkah konkrit mengalihkan keterampilan dan pengetahuan.

Sebagai contoh, mungkin sarana pelatihan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) milik Pertamina di Sei Gerong dapat digiatkan kembali.
2. Memperkuat interaksi dan saling mengerti antara fungsi-fungsi di dalam perusahaan. Misalnya personil bidang hukum mengerti apa yang dikerjakan oleh bagian pemboran, bagian pengadaan memahami apa yang dilakukan orang di lapangan operasi produksi, bagian keuangan mengetahuui persis apa yang dilakukan oleh bagian seismik dan sebagainya. Metode semacam ini tidak hanya bisa dilakukan di perusahaan besar, tetapi juga di perusahaan-perusahaan berukuran kecil.
3. Membuka kesempatan magang di perusahaan yang mapan. Untuk tingkat mahasiswa hal ini sudah dilakukan. Dengan penyaringan yang cermat, mungkin bisa juga dilakukan untuk persiapan teknisi dan operator lapangan dari tingkat SMA.
4. Meningkatkan kemampuan karyawan dalam berkomunikasi seperti menyampaikan presentasi atau berbahasa Inggris. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk kelompok-kelompok diskusi di perusahaan. Contohnya Toast Master Club.
5. Meningkatkan ketertarikan para calon pekerja untuk bekerja di bidang perminyakan nasional (dalam negeri). Salah satu yang cukup besar pengaruhnya adalah sistem remunerasi dan rasa kebanggaan untuk berada di lingkungan perminyakan Indonesia. Perlu dikaji lagi perbandingan sistem remunerasi di bidang Migas dibanding non-Migas, dan bahkan perlu dibandingkan dengan tawaran dari luar negeri.

Indonesia Kekurangan Insinyur Perminyakan


PANGKALPINANG, JUMAT - Indonesia kekurangan insinyur di bidang perminyakan akibat kecilnya kemampuan perguruan tinggi (PT) meluluskan sarjana perminyakan serta banyaknya tenaga ahli perminyakan yang bekerja di tambang minyak luar negeri.

Dekan Fakultas Tambang dan Perminyakan ITB, Prof. Dr. Sudarto Notosewiyo, di Pangkalpinang, Jumat 929/8), menyatakan, dari tiga PT yang menghasilkan insinyur perminyakan yaitu ITB, UPN Veteran dan Trisakti, setiap tahunnya hanya dihasilkan sebanyak 280-300 insinyur perminyakan.

"Idealnya di Indonesia setiap tahun bisa disiapkan sarjana perminyakan sebanyak 500 orang termasuk untuk memenuhi permintaan tenaga ahli minyak asing di luar negeri,"tegasnya.

Banyaknya tenaga ahli perminyakan Indonesia yang bekerja di luar negeri terkait dengan tingginya gaji mereka dibanding bila bekerja didalam negeri. Tenaga ahli perminyakan lulusan Indonesia khususnya ITB bekerja di berbagai belahan bumi ditambang-tambang minyak dan kemampuannya cukup disegani.

"Agar insinyur minyak mau bekerja di Indonesia, harusnya pemerintah memberi mereka insentif atau paling tidak gaji yang diterima mereka setidaknya bisa 70-80 persen dari penghasilan mereka bila bekerja diluar negeri," ujarnya.

Kurangnya ahli perminyakan di Indonesia mengakibatkan potensi minyak yang besar tersebut belum lagi bisa dimanfaatkan secara optimal. Ia menyatakan, ladang-ladang minyak yang ditinggalkan Belanda, bisa digarap kembali oleh insinyur Indonesia, sejalan dengan makin tingginya harga minyak dunia dan temuan teknologi dalam mengeksploitasi minyak.

Dibanding dengan membuka tambang minyak baru, tambang eks Belanda kandungan minyaknya masih sangat prospektif apalagi dikaitkan dengan harga minyak dunia.

Dalam mengatasi kekurangan tenaga ahli perminyakan itu, pihaknya telah meningkatkan penerimaan mahasiswa teknik perminyakan dan dibantu beberapa perusahaan asing dalam bentuk program dan beasiswa.

"Untuk 2008 ITB menerima lebih 200 mahasiswa baru teknik perminyakan. Kita harapkan dalam 5-10 tahun kedepan kekurangan tenaga ahli perminyakan bisa diselesaikan," ujarnya.
sumber : www.kompas.com/read/xml/2008/08/29/18343752/indonesia.kekurangan. insinyur.perminyakan

Sifat Mekanika Batuan

Selain daripada sifat-sifat fisik dari batuan terdapat sifat-sifat mekanik batuan yang berpengaruh pula dalam penembusan batuan. Sifat-sifat mekanik tersebut meliputi : strength batuan, drillabilitas batuan, hardness batuan, abrasivitas batuan, tekanan batuan dan elastisitas batuan.
1. Strength Batuan
Arthur menyatakan bahwa strength pada batuan merupakan faktor yang sangat penting untuk penentuan laju pemboran. Strength pada batuan adalah kemampuan batuan untuk mengikat komponen-komponennya bersama-sama. Jadi dengan kata lain apabila suatu batuan diberikan tekanan yang lebih besar dari kekuatan batuan tersebut, maka komponen-komponennya akan terpisah-pisah atau dapat dikatakan hancur. Lebih lanjut lagi, criteria kehancuran batuan diakibatkan oleh adanya : Stress (tegangan) dan Strain (regangan).
 Tegangan dan regangan ini terjadi apabila ada suatu gaya yang dikenakan pada batuan tersebut. Goodman, menyatakan variasi beban yang diberikan pada suatu batuan mengakibatkan kehancuran batuan. Terdapat empat jenis kerusakan batuan yang umum, yaitu :
1.1. Flexure Failure
Flexure failure terjadi karena adanya beban pada potongan batuan akibat gaya berat yang ditanggungnya, karena adanya ruang pori formasi dibawahnya.
1.2. Shear Failure
Shear failure, kerusakan yang terjadi akibat geseran pada suatu bidang perlapisan karena adanya suatu ruang pori pada formasi dibawahnya.
1.3. Crushing dan Tensile Failure
Crushing dan tensile failure merupakan kerusakan batuan yang terjadi akibat gerusan suatu benda atau tekanan sehingga membentuk suatu bidang retakan. 
1.4. Direct Tension Failure
Direct tension failure, kerusakan terjadi searah dengan bidang geser dari suatu perlapisan.
2. Drillabilitas
Drillabilitas batuan (rock drillability) merupakan ukuran kemudahan batuan untuk dibor, yang dinyatakan dalam satuan besarnya volume batuan yang bisa dibor pada setiap unit energi yang diberikan pada batuan tersebut. Drillabilitas batuan dapat ditentukan melalui data pemboran (drilling record).
Drillabilitas batuan dapat dirumuskan melalui persamaan berikut dengan anggapan bahwa energi mekanik yang dibutuhkan padat dalam satu menit adalah :
  ………………………………………………………. (1-1)
Serta volume batuan yang dipindahkan :
  ………………………………………………………. (1-2)
Dimana :
 E = energi mekanik yang dibutuhkan, lb-in
 W = weigth on bit, lbf
 r = jari-jari pahat, in
 R = laju pemboran, ft/hr
 N = kecepatan putar, rpm
 V = volume batuan yang dihasilkan, in3
Selanjutnya dengan pengembangan model pemboran, drillabilitas batuan dapat ditentukan dengan menggunakan roller cone bit.

3. Hardness

Hardness atau kekerasan dari batuan, merupakan ketahanan mineral batuabn terhadap goresan. Skala kekerasan yang sering digunakan untuk mendriskripsikan batuan diberikan oleh Mohs. 

SKALA KEKERASAN MOHS 

1. Talk
2. Gypsum
3. Calcite
4. Fluorite
5. Apatite
6. Orthoclase Feldspar
7. Quartz
8. Topaz
9. Corondum
10. Diamond 
 
Gatlin, menyatakan batuan dikalsifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Soft rock (lunak) : clay yang lunak, shale yang lunak dan batuan pasir yang unconsolidated atau kurang tersemen.
2. Medium rock (sedang) : beberapa shale, limestone dan dolomite yang porous, pasir yang terkonsolidasi dan gypsum.
3. Hard rock (keras) : limestone dan dolomite yang padat, pasir yang tersemen padat/keras dan chert.
4. Abrasivitas
Merupakan sifat menggores dan mengikis dari batuan, sehingga sering menyebabkan keausan pada gigi pahat dan diameter pahat. Setiap batuan mempunyai sifat abrasivitas yang berbeda-beda, pada umumnya batuan beku mempunyai tingkat abrasivitas sedang sampai tinggi, batu pasir lebih abrasif daripada shale, serta limestone lebih abrasif dari batu pasir atau shale. Ukuran dan bentuk dari partikel batuan menyebabkan berbagai tipe keausan, seperti juga torsi dan daya tekan pada pahat.
5. Tekanan Pada Batuan
Merupakan tekanan-tekanan yang bekerja pada batuan formasi. Tekanan-tekanan tersebut harus diperhatiakn dalam kegiatan pemboran. Karena berpengaruh dalam cepat-lambatnya laju penembusan batuan formasi. Secara umum, batuan yang berada pada kedalaman tertentu akan mengalami tekanan :
a. Internal Stress yang berasal dari desakan fluida yang terkandung di dalam pori-pori batuan (tekanan hidrostatik fluida formasi).
b. Eksternal Stress yang berasal dari pembebanan batuan yang ada di atasnya (tekanan overburden).

Selasa, 05 Mei 2009

Gas Lift Operation

Kategori sumur produksi:
• Hi productivity index (PI), hi bottomhole pressure (BHP)
• Hi PI, low BHP
• Low PI, hi BHP
• Low PI, low BHP
Suatu PI dikatakan tinggi jika >0.5 stb/day-psi dan rendah jika ≤0.5 stb/day-psi. Sedangkan kriteria BHP yang tinggi yaitu jika static BHP dapat men-support ≥70 % kolom fluida di dalam sumur, dan rendah jika static BHP men-support <40> 
Dari segi operasionalnya, metode gas lift dibagi menjadi 2:
• Continuous gas lift : gas diinjeksikan secara kontinu ke dalam tubing lewat annulus. Metode ini biasa dilaksanakan pada saat tekanan reservoir masih tinggi dan pada sumur dengan PI yang tinggi pula. Metode ini prosedurnya lebih mudah dilakukan karena tidak perlu dilakukan pengaturan time cycling.
• Intermittent gas lift : gas diinjeksikan secara periodik ke dalam tubing. Metode ini dilakukan pada saat tekanan reservoir sudah mulai turun, dan juga pada sumur dengan PI yang rendah.
Dalam memilih metode gas lift yang akan dilakukan harus diperhitungkan berbagai aspek, mulai dari ketersediaan gas, biaya, rate yang dihasilkan, dll.
Dalam melakukan perencanaan sumur gas lift, perlu dilakukan hal-hal berikut:
• Liquid flow analysis : berapa rate yang akan dihasilkan dengan dilakukannya gas lift ini. Ini disebut sebagai gas lift potential.
• Gas flow analysis : berkaitan dengan berapa jumlah gas yang harus diinjeksikan.
• Unloading process analysis : berkaitan dengan peletakan/spacing subsurface valve.
• Valve characteristic analysis : berkaitan dengan pemilihan subsurface valve.
• Installation design.

1. Evaluation of gas lift potential
Untuk mengetahui gas lift potential, dapat dilakukan Nodal Analysis dengan menambahkan valve dan gas input pada tubing.
 
GLR di atas node = GLR injection + GLR formation
GLR injection = qinjection gas/qliquid
Nodal Analysis :
Pwf - pressure drop below node = Pwh + pressure drop upside of node
dP di bawah node = f(q, GLR formasi, dll)
dP di atas node = f(q, GLR total, dll)

berdasarkan ketersediaan gas, yaitu unlimited dan limited, analisis untuk penentuan jumlah gas yang harus diinjeksikan agar diperoleh hasil yang maksimal adalah :
• Jika jumlah gas tidak terbatas. Hal ini bisa terjadi pada lapangan yang memproduksi gas dalam jumlah besar. Untuk mengetahui jumlah gas yang optimal, dapat dilakukan nodal analysis yang digambarkan pada grafik di bawah ini
 
Jika q operasional diplot terhadap GLR(total, yaitu GLR di atas injection valve), didapat grafik di bawah ini :
 
Akan didapat nilai GLR optimum. Jika jumlah gas tidak terbatas, artinya kita bebas menggunakan gas dalam jumlah berapapun, jumlah gas yang harus diinjeksikan dapat dihitung dengan cara di bawah ini :
GLR injeksi = GLR total – GLR formasi
q injeksi = GLR injeksi * q liquid.
• Jika jumlah gas terbatas, rumus yang dapat dipakai adalah :
GLR total = GLR formasi + (qinjeksi/q liquid)
Untuk menentukan q liquid yang dihasilkan dengan jumlah gas yang ada, perlu dilakukan trial and error, karena berdasarkan grafik GLR vs q di atas, q adalah f(GLR), sedangkan pada rumus di atas, ada dua parameter yang belum diketahui, yaitu GLR total dan q liquid itu sendiri.

• Gas Flow Requirements (outflow from compressor)
Pada kondisi lapangan, umumnya satu kompresor harus dapat mensuplai kebutuhan gas untuk lebih dari satu sumur gas lift, bahkan hingga puluhan. Untuk mengetahui jumlah gas yang harus dikeluarkan dari kompresor adalah jumlah dari semua kebutuhan sumur gas lift yang ada pada kondisi puncak operasi ditambahkan dengan safety factor sebesar 5 %.

Minggu, 03 Mei 2009

Asik, Playboy dan Honda di MotoGP 2009!


MOTOGPTIM LCR Honda telah mengumumkan bahwa Playboy akan menjadi salah satu sponsor mereka selama MotoGP musim 2009 pada beberapa seri.Pasukan satelit Honda yang digawangi Lucio Cecchinello, yang menurunkan Randy de Puniet untuk kali kedua bersama tim di musim 2009, memiliki sejarah yang bagus dalam hal menarik sponsor - tetapi persetujuan dengan Playboy sejauh ini adalah yang paling signifikan dalam kisah pendek tim MotoGP ini.Awal perjanjian dengan Playboy Italia tersebut adalah memasang logo kelinci dan merek mereka hadir di motor Honda RC212V LCR selama tes di Jerez pekan ini dan kemudian di putaran kedua dan ketiga kejuaraan dunia MotoGP, yaitu di Motegi (Jepang) dan kembali lagi di Jerez (Spanyol).Nampaknya Playboy tidak akan hadir pada seri pembuka musim di Qatar nanti pada 12 April untuk menghindari kemungkinan adanya pelanggaran. Setelah putaran ketiga, Cecchinello berharap Playboy akan menjadi sponsor mereka pada tiap seri.