THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Selasa, 07 April 2009

Mitos Seputar Pelumas

Pelumas yang lebih kental tidak selalu memberikan suara mesin yang lebih halus. 


Kepercayaan bahwa untuk mendapatkan suara mesin yang lebih halus lebih baik menggunakan pelumas yang lebih kental, diawal mulai berkembangnya teknologi pelumas memang ada sedikit benarnya. Namun dengan teknologi aditif yang semakin maju, maka paradigma tersebut sudah lama ditinggalkan. Teknologi aditif saat ini mampu memberikan perlindungan lapisan pelumas (film strength ) yang semakin tinggi walaupun base oil yang digunakan relatif encer. Bahkan kecenderungan besar dunia saat ini yaitu konsumsi bahan bakar yang semakin hemat (fuel efficiency ), perlindungan lingkungan serta masa penggunaan pelumas yang semakin lama ( extended drain intervaal ) menuntut beberapa pabrikan mobil/kendaraan agar lebih memiliki preferensi pelumas berviskositas rendah, misalnya SAE 10W-30 atau SAE 15W-40 namun dengan film strength semakin tahan terhadap geseran dan beban yang berulang-ulang. 



Jangan menjatuhkan pilihan pelumas anda semata-mata berdasarkan klaim bahwa pelumas tersebut berasal dari import atau hanya pada pelumas yang sering dipromosikan di TV atau hanya berdasarkan harga yang lebih mahal. 


Mitos bawa pelumas import dan mahal atau pelumas yang loebih sering ditampilkan di TV mempunyai kualitas yang lebih meyakinkan ini terutama menghinggapi konsumen kalangan menengah keatas di negara-negara yang sedang berkembang. Namun disadari bahwa karena minimnya informasi mengenai pelumasan yang tepat maka mitos ini seolah-olah merupakan kebenaran. Walaupun sesungguhnya kualitas pelumas sama sekali tidak mempunyai korelasi dengan produk import/domestik, harga yang mahal/murah, packagingnya bagus/kurang bagus atau nama besar produsen pelumas tersebut. Setiap jenis pelumas mempunyai kategori dan klasifikasi masing-masing untuk melihat kualitas atau performanya. Sebagai contoh, khusus untuk mesin mobil bensin 4 langkah, klasifikasi internasional yang menunjukkan kualitasnya adalah standard API (American Petroleum Institute ). Diawali dengan huruf awal S – yang diambil dari kata spark ( plug – ingat busi ), diikuti dengan huruf kedua sesuai urutan abjad A, B, C, dst. Semakin mundur huruf abdjadnya maka semakin tinggi performa pelumasnya ( tentu saja jika perusahaan pelumas tersebut memang menguji pelumasnya di API ). Informasi API ini pasti ditulis di kemasan pelumasnya dan untuk merek pelumas apapun. Contoh sederhana, terdapat pelumas Lukman Oil. Sesudah menempuh pengujian yang panjang dan melelahkan, pelumas ini diberi sertifikasi API Service SG, dan disisi lain terdapat pesaingnya, pelumas TOP-10 ( bukan hanya Top Satu ) namun hanya memiliki sertifikasi API Service SF. Maka pelumas Lukman Oil jelas-jelas kualitasnya lebih baik walaupun produk domestik, harga lebih murah, promosi lebih sedikit atau kemasan kalah menarik (ingat : G dibelakang F pada urutan abjad ). – Detail tuntutan setiap kategori API ( mesin ujinya, batas minimalnya, perbedaan masing-masing kategori ) ada pada penulis. 





Sertifikasi API yang menunjukkan unjuk kerja pelumas bukan hanya digunakan oleh PERTAMINA. 


Jelas pendapat yang mengatakan bahwa sertifikasi API hanya digunakan oleh Pertamina itu sangat keliru, mengingat PERTAMINA usianya relatif muda dibandingkan pesaing-pesaing top lain. Dan awal kebangkitan bisnis pelumas PERTAMINA justru karena afiliasinya dengan Mobil Oil dan Shell, dua perusahaan pelumas papan atas dunia. Jelas sebagian besar ilmu dan strategi marketing pelumas PERTAMINA mengadopsi praktek-praktek bisnis yang dilakukan kedua perusahaan tersebut. Sama seperti industri makanan yang perlu diatur oleh Dirjen POM atau FDA (Food & Drug Association – di A.S ), baja perlu ASTM, SII atau Airliner perlu IATA maka bisnis pelumas juga perlu wasit yang independen yaitu API. 



Pelumas yang baik memberikan pengaruh yang kecil pada tinggi rendahnya temperatur mesin serta halus kasarnya suara mesin. 


Halus kasarnya suara mesin serta tinggi rendahnya temperatur mesin sama sekali tidak berhubungan dengan pelumas. Didalam mekanisme pendinginan mesin (cooling system ) terdapat suatu mekanisme yang bekerjanya secara otomotis untuk mengendalikan temperatur mesin. Pada saat temperatur mesin masih dingin, misalnya pada saat starter, maka termostat akan memerintahkan air pendingin mesin tidak dilewatkan pada radiator untuk didinginkan. Dengan sendirinya temperatur mesin akan naik dengan relatif cepat agar tercapai temperatur mesin yang ideal untuk keperluan apapun, termasuk untuk keperluan pelumasan. Sebaliknya jika temperatur ideal telah tercapai dan terdapat tendensi temperatur akan tetap naik, maka air pendingin mesin pasti akan dilewatkan ke radiator pendingin agar temperatur tetap stabil. Demikian proses ini terjadi hingga temperatur mesin tetap dijaga sekitar 80 – 90oC tidak peduli pelumas yang digunakan. Proses pelepasan panas mesin sebagian besar juga dilakukan melalui cooling system tersebut dan peranan pelumas untuk menurunkan temperatur mesin sangat kecil kontribusinya. Dilihat dari aspek pelumasan justru jika temperatur mesin terlalu dingin maka ketebalan lapisan pelumas menjadi terlalu tebal akibatnya memang suara mesin kelihatan lebih halus namun gesekan antar bagian mesin yang saling berkontak menjadi lebih berat akibat timbulnya internal friction yang lebih kuat antar molekul-molekul pelumas itu sendiri serta antara melokul-molekul pelumas dengan permukaan mesin. 




PAPER 

Pelumas-Pelumas Yang Dijual Di Pasar Kualitasnya Sangat Bervariasi 


Anggapan bahwa semua pelumas yang dijual di pasar baik di toko, kios pengecer maupun SPBU adalah sama merupakan suatu pengertian yang keliru yang umum menghinggapi orang-orang yang kurang terdidik. Orang-orang ini mengabaikan banyak sekali kemajuan teknologi yang berhasil dicapai kalangan industri pelumas selama beberapa puluh tahun terakhir ini. Teknologi generasi terakhir dalam pengembangan base oil ( bahan dasar pembuatan pelumas ) dan pengembangan aditif baru saat ini mungkin tidak akan terbayangkan oleh para orang tua kita.. Beberapa tahun yang lalu para pabrikan mobil hanya merekomendasikan penggunaan pelumas hingga 2.500 km saja. Namun saat ini mobil-mobil generasi lebih baru sudah mulai merekomendasikan penggunaan pelumas hingga 15.000 km dengan menggunakan pelumas mineral. Sedangkan kita tahu bahwa mesin baru beroperasi justru pada temperature mesin yang lebih tinggi, putaran mesin yang lebih cepat serta toleransi yang lebih kecil. Bahkan pelumas generasi mutakhir memiliki viskositas yang lebih encer ( beberapa diantaranya SAE 10W-30 ) namun dengan daya proteksi mesin yang lebih baik bahkan dibandingkan dengan pelumas monograde SAE 40 yang biasa kita gunakan 10 tahun yang lalu. 


Pelumas Pertamina Bukan Hanya Aman Digunakan Hingga 2.500 km 


Saat ini bisa dikatakan bahwa keputusan pemilihan pelumas bagi para konsumen serta jarak penggunaannya tergantung tulisan tangan para mekanik bengkel pada kartu ganti oli/kartu servis. Celakanya banyak diantaranya merupakan orang-orang yang hanya terdidik pada bidang mekanikal mesin saja namun mempunyai pengetahuan yang sangat minim dalam bidang pelumas. Disinilah penyebab utama adanya persepsi yang salah mengenai pelumas Pertamina. 


Dengan selalu mengikuti perkembangan teknologi base oil serta aditif mutakhir, saat ini Pertamina sudah mampu memproduksi pelumas yang aman digunakan hingga ribuan km. Road test dengan mobil yang umum digunakan oleh masyarakat menunjukkan bahwa pelumas Fastron aman digunakan hingga 10.000km, Prima XP dan Mesran Super aman digunakan hingga 7.500 km sedangkan Mesran 40 aman digunakan hingga 4.000 km. Penentuan jarak tempuh aman ini bahkan setelah melalui analisis fisika maupun kimia pelumas bekasnya serta analisis ausan logam dari mesin serta setelah mesin mobil itu sendiri dibongkar untuk melihat hasil pelumasan pelumas unggulan Pertamina. 


Ilustrasi sederhana mengenai pelumas multrigrade SAE 10W-30. 


Banyak pengguna pelumas belum mampu memahami viskositas pelumas baik yang multigrade maupun monograde. Gambaran sederhana mengenai viskositas multigrade SAE 10W-30 ini, kira-kira sebagai berikut , pelumas ini akan mengalir dan tertuang seperti pelumas encer dengan SAE 10W pada temperature yang sangat rendah namun kekentalannya tetap terjaga seperti SAE 30 pada temperature operasi mesin. Tetap terjaga pada temperature mesin yang panas karena adanya penambahan aditif khusus yang dapat memperbaiki indeks viskositasnya serta akibat bahan dasar pelumasnya sendiri yang relative kental.
sumber :
http://www.pertamina.com/index.php?option=com_content&task=view&id=2994&Itemid=340

Senin, 06 April 2009

"Pertamina Way" Mulai Diterapkan di Bandung

BANDUNG, 21 Maret 2007 —Industri ritel BBM kini telah memasuki era persaingan bebas, dan PT. Pertamina (Persero) tak tinggal diam untuk melakukan peningkatan pelayanan konsumen. Setelah berhasil menerapkan standard pelayanan baru “Pertamina Way” di lima SPBU percontohan di seputar Jabotabek, Pertamina akan mulai menerapkan standar “Pertamina Way” di kota Bandung. 

Menurut Djaelani Soetomo, Kepala Divisi Pemasaran BBM, Pertamina memahami untuk dapat tetap menjadi SPBU pilihan utama masyarakat Indonesia, dengan meningkatkan tingkat pelayanan operasional di SPBU. Menghadapi tantangan tersebut Pertamina telah mengembangkan dan mulai mengimplementasikan standard pelayanan baru yang disebut “Pertamina Way”. Standard tersebut memiliki lima elemen utama yang berfokus pada konsumen, yaitu: pelayanan staf yang terlatih dan bermotivasi, jaminan kualitas dan kuantitas, peralatan yang terawat baik, format fisik yang konsisten, serta penawaran produk dan pelayanan bernilai tambah. “Menjawab kebutuhan konsumen, fokus utama perbaikan akan dilakukan pada konsistensi pelayanan operator dan jaminan kualitas dan kuantitas kepada konsumen”, ujar Djaelani. 
Implementasi standard “Pertamina Way” yang telah dilakukan di lima SPBU Percontohan di Jabotabek pada kwartal ke-4 tahun 2006, mendapat sambutan positif dari konsumen dan dealer SPBU Pertamina. Lima SPBU percontohan mewakili SPBU di wilayah industri, jalan tol, perumahan, pinggiran kota, dan sentra bisnis. Survei oleh lembaga independent menunjukkan 98% konsumen puas terhadap pelayanan di SPBU percontohan dan 94% melihat perubahan positif di SPBU. Dealer mengamati adanya trend kenaikan omzet. 
Keberhasilan implementasi standar “Pertamina Way” di SPBU dikarenakan program pendukung “Pertamina Way” yang menyeluruh. Program tersebut antara lain mencakup pelatihan ulang operator SPBU, pelaksanaan tera ulang unit dispenser SPBU, dan pelaksanaan audit secara berkala oleh auditor independen. SPBU yang melalui penilaian auditor independen telah dinyatakan memenuhi standard “Pertamina Way”, akan menyandang predikat SPBU “PASTI PAS!”. Empat dari lima SPBU percontohan telah berhasil menyandang predikat “PASTI PAS!” 
Berkeinginan untuk mampu dengan cepat memberikan pelayanan terbaik di seluruh Indonesia, Pertamina berencana untuk mengikutsertakan 440 SPBU tambahan dalam program pada tahun 2007, dimulai dengan 125 SPBU di 6 kota utama pada kwartal pertama. Komitmen ini direalisasikan secara nyata antara lain dengan penentuan target dan rencana kerja yang jelas, pembentukan tim pusat dan lokal yang akan fokus pada implementasi standar “Pertamina Way”, pembangunan fasilitas pelatihan tambahan, dan kegiatan sosialisasi bertahap dengan dealer di Indonesia. 
Bandung memiliki 13 SPBU percontohan yang sudah mulai dibina sejak bulan Februari. Masyarakat Bandung sudah dapat mulai menikmati pelayanan operator yang sigap menerapkan “3S” yaitu ‘Senyum, Sapa dan Salam’ dan kenyamanan dalam pembelian BBM. Selain itu, ke-13 SPBU tersebut dimeriahkan oleh beragam aktifitas yang dilakukan dengan tujuan untuk lebih melibatkan konsumen dalam proses perubahan, misalnya: “Greeting Team” akan menyambut kedatangan pelanggan di SPBU, penempelan stiker, dan permainan dengan hadiah menarik. 

Melalui realisasi program Pertamina Way, konsumen akan mendapatkan jaminan kualitas dan kuantitas, peningkatan layanan, peralatan yang terawat baik dan format fisik yang konsisten, serta nilai tambah lainnya. Sehingga program ini diharapkan akan memperkuat dukungan masyarakat terhadap upaya pembenahan, peningkatan layanan dan fasilitas di SPBU secara utuh dan berkesinambungan agar transformasi menyeluruh dapat terlaksana secara baik. “Kami menyampaikan apresiasi terhadap masyarakat yang terus memberikan dukungan dan kepercayaan terhadap Pertamina. Oleh sebab itu, kami mempersilakan para pelanggan di kota Bandung untuk segera menikmati peningkatan pelayanan Pertamina Way,” Djaelani menjelaskan. 

° SPBU yang menerapkan Pertamina Way di Kota Bandung (Kwartal I 2007) 
1 No.SPBU - 34.401.24 Alamat - Jl. Setiabudhi No. 47 Bdg 
2 No.SPBU -34.401.21 Alamat -Jl. Cihampelas No. 175 
3 No.SPBU -34.401.16 Alamat -Jl. Terusan Pasteur Bdg 
4 No.SPBU -34.401.25 Alamat -Jl. Dipatiukur No. 55 Bdg 
5 No.SPBU -34.401.22 Alamat -Jl. Ir. H. Juanda No. 442 (Dago) Bdg 
6 No.SPBU -31.406.01 Alamat -Jl. Soekarno Hatta No.728 Bdg 
7 No.SPBU -34.401.27 Alamat -Jl. Tamblong No. 3 Bdg 
8 No.SPBU -34.402.39 Alamat -Jl. Moch Toha No.557 Bdg 
9 No.SPBU -34.402.45 Alamat -Komp. Taman Kopo Indah III Bdg 
10 No.SPBU -34.402.36 Alamat -Jl. Laswi Bdg 
11 No.SPBU -34.402.38 Alamat -Jl. Terusan Buah Batu No. 55-57 Bdg 
12 No.SPBU -34.401.28 Alamat -Jl. Surapati No. 119 Bdg 
13 No.SPBU -34.402.42 Alamat -Jl. KH. Wahid Hasyim No. 288 Kopo Bdg 

Aktifitas bagi konsumen SPBU Percontohan periode Maret - Mei 
1 Kegiatan Greeting 
Deskripsi Team Sales Promotion Team akan menyambut kedatangan konsumen dan melakukan aktifitas berikut: 
Menjelaskan hak konsumen SPBU 
Menanyakan apakah konsumen melihat perubahan positf di SPBU. 
Menempelkan stiker ”On The Move” di kendaraan konsumen untuk pelaksanaan game ”Lucky Sticker Hunt” 
2 Kegiatan Lucky Sticker Hunt 
Deskripsi Konsumen dengan sticker ”On The Move” yang beruntung akan diberikan hadiah menarik 

5 SPBU Percontohan 
Peserta program SPBU Percontohan: 
34-12902 Gatot Subroto 
31-10701 Industri 
34-16915 Cibubur 
34-17528 Cikampek KM19 
34-11403 Kemanggisan 
Penyandang predikat Pasti Pas 
34-12902 Gatot Subroto 
31-10701 Industri 
34-16915 Cibubur 
34-11403 Kemanggisan 

Hasil 
94% Konsumen melihat perubahan positif di SPBU. Survey oleh surveyor independen di 5 SPBU percontohan dengan responden 500 orang 
Trend kenaikan omzet penjualan 
91% Operator melihat perubahan positif dalam tubuh Pertamina melalui program Pertamina Way / hasil survey internal di 5 SPBU percontohan dengan responden 157 operator. 

Rencana roll-out SPBU Pertamina Way 
440 SPBU di tahun 2007 
125 SPBU di kwartal 1 2007 (sudah berjalan)
sumber : 
http://www.pertamina.com/index.php?option=com_content&task=view&id=3001&Itemid=340

Minggu, 05 April 2009

Dimethyleter

Sebagai Bahan Bakar Alternatif 

Pencemaran udara yang disebabkan oleh transportasi sudah merupakan hal yang serius terutama di Indonesia, khususnya kota Jakarta. Akibat dari pencemaran ini terhadap kesehatan menimbulkan penyakit diantaranya penyakit saluran pernapasan. Salah satu usaha untuk mengurangi pencemaran udara karena bahan bakar minyak (BBM), Pemerintah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta telah menetapkan bus Trans Jakarta meng-gunakan bahan bakar yang ramah lingkungan dalam hal ini dipakai gas yaitu NGV (Natural Gas Vehicle) atau LGV (Liquefied Gas Vehicle). 

Di dalam pemilihan bahan bakar alternatif yang harus dipertimbangkan diantaranya yaitu ramah lingkungan, efisiensi energi tinggi, dapat diperbaharui(renewable) dan drop in substitute (pengganti langsung) atau sedikit modifikasi pada komponen mesin. Gas hydrocarbon (HC) telah memenuhi syarat dan terbukti relatif lebih bersih dari BBM, namun gas HC tidak dapat diperbaharui dan sumbernya akan dapat habis dalam kurun waktu tertentu. Sehingga biosolar adalah salah satu alternatif pilihan dan sedang intensif dikembangkan di Indonesia, dengan bahan baku berasal dari minyak sawit (palm oil) dan biji jarak (jatropha nuts). 

Disamping bahan bakar di atas ada bahan bakar alternatif lain yaitu DiMethylEther (DME) yang dapat diperbaharui dan kegunaannya adalah untuk mesin diesel serta untuk kompor gas sebagai bahan bakar di rumah tangga. DME memiliki mono struktur kimia yang sederhana (CH3-O-CH3) berbentuk gas pada ambient temperature (suhu lingkungan) dan dapat dicairkan seperti halnya Liquefied Petroleum Gas (LPG), sehingga infrastruktur untuk LPG dapat digunakan juga untuk DME. Bahan bakar ini adalah bahan bakar yang multi source (banyak sumber), dapat diproduksi dari berbagai bahan baku diantaranya natural gas, fuel oil, batubara, limbah plastik, limbah kertas, limbah pabrik gula atau biomass. Pada saat ini DME diproduksi dari natural gas yaitu melalui reaksi dehidrasi dari methanol dan penggunaannya sebagian besar adalah untuk aerosol propellant (gas pendorong) sebagai pengganti dari CFC (chlorofluorocarbon) pada hair spray atau deodorant serta penggunaan masih dalam jumlah terbatas sebagai bahan bakar rumah tangga berupa campuran (blended) DME-LPG. 


Perkembangan DME 

DiMethylEther adalah bahan kimia non toxic, senyawa yang tidak mengan-dung unsur Sulfur(S) dan Nitrogen(N), sehingga emisi SOx, Nox, Particulate Mater dan jelaga jauh lebih rendah dari solar, disamping tidak korosi terhadap metal. 

Di China komersial Plant DME dengan kapasitas 30 ton per hari(10.000 ton/tahun) telah dibangun oleh Lituanhua Group Incorporation dengan lisensi teknologi dari Toyo Engineering Japan yang start up di bulan Agustus 2003. Dengan keberhasilan ini dilanjutkan pembangunan lagi dengan kapasitas yang lebih besar yaitu 110.000 ton per tahun dan telah start up akhir tahun 2005. Kemudian pada Desember 2006, China telah menandatangani lagi kerjasama pembangunan DME Plant antara Lituanhua Group dan Toyo Engineering dengan kapasitas jauh lebih besar lagi yaitu 1 juta ton per tahun di Provinsi Mongolia yang akan merupakan kilang DME terbesar di dunia. 

Konsumsi DME di China saat ini se-kitar 120.000 ton per tahun, untuk kebu-tuhan aerosol propellant, bahan baku in-dustri kimia dan sebagian kecil digunakan untuk bahan bakar rumah tangga di-blending (campuran) antara DME dengan LPG. Di Jepang konsumsi DME sekitar 10.000 ton setahun, sebagian besar sebagai aerosol propellant untuk hair spray atau deodorant. Karena sifat dan kualitasnya hampir sama dengan LPG, maka Pemeritah Jepang telah merencanakan untuk mensubsitusi seba-gian pemakaian LPG dengan DME. Karena di masa datang pemakaian LPG akan meningkat dan kawasan Timur Tengah adalah merupakan sumber utamanya dari LPG. Kini Japan mengimpor LPG dari Timur Tengah sekitar 15 juta ton per tahun. 

Di Swedia, dengan dukungan dari pemerin-tahnya dan Swedish Energy Agency telah men-sponsori dalam penelitian selama lima tahun (2006-2010) untuk pengem-bangan mesin diesel DME sebagai pengganti solar (gasoil). Perusahaan automotive Swedia yaitu Volvo telah mengem-bangkan mesin diesel DME untuk bus dan truk dan sampai saat ini memasuki tahap pembuatan mesin diesel DME generasi ketiga. Demikian juga perusahaan automotive Jepang, Nissan, dengan proyek mesin diesel DME, 6900 Cc type PW 25A DME untuk kendaraan berat 


Proses Pembuatan DME 

Proses pembuatan DME ada dua cara yaitu proses secara langsung dan proses tidak langsung. Proses tidak langsung adalah proses pembuatan methanol terlebih dahulu diikuti dehidrasi me-thanol dan pada reaktor terpisah disintesa DME. Proses langsung adalah proses dari pembentukan syngas (H2 & CO) disintesa menjadi DME. 


Prospek DME di Indonesia 

Bahan baku untuk membuat DME sangat banyak dan beragam, dapat dijumpai di negeri ini, dari natural gas, batubara, residu minyak, limbah plastik, limbah peternakan, limbah pabrik gula, limbah kertas dan masih banyak lagi. 

Sebagai blended DME-LPG untuk rumah tangga mengatasi kekurangan LPG di masa datang, infrastruktur untuk itu telah tersedia dengan menggunakan sarana bisnis LPG, apalagi kebutuhan dunia terhadap LPG ke depan akan makin kompetitif didapat, sedangkan Indonesia mencanang-kan LPG sebagai pengganti kerosin (minyak tanah). 

Sumber natural gas yang potensial dan belum dialokasikan peruntukannya perlu dipertimbang-kan untuk proyek DME guna mengantisipasi kebutuhan DME dunia. 

Mengganti pemakaian Chlorofluorocarbon (CFC) pada aerosol propellant untuk hair spray, deodorant dan kebutuhan kosmetik lainnya. 

Pengalaman teknologi proses untuk ini sudah dikuasai cukup lama oleh putra-putri Indonesia. Ambil saja contoh Kilang Methanol Bunyu, Kilang Methanol Bontang, dan proses sintesis lainnya yang ada di Pertamina. Teknologi DME yang sudah terbukti pun telah tersedia di dunia, dapat melaksanakan studi banding ke China yang sudah menggunakan DME sebagai bahan bakar rumah tangga yang berupa blended DME-LPG.

sumber :
http://www.pertamina.com/index.php?option=com_content&task=view&id=3022&Itemid=340