THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Minggu, 17 Mei 2009

Biogasoline

B e n s i n R a m a h L i n g k u n g a n


Dengan semakin berkurangnya sumber minyak mentah, pengembangan dan penggunaan bahan bakar alternatif dari sumber daya alam terbarukan menjadi salah satu pilihan yang diharapkan dapat memenuhi permintaan kebutuhan bahan bakar yang semakin meningkat. Di samping itu, pemakaian bahan bakar alternatif dari sumber daya alam terbarukan juga memberikan berbagai dampak positif, antara lain emisi gas buang yang lebih ramah lingkungan (terutama mengurangi gas rumah kaca), serta potensi untuk pengembangan industri pertanian.

Salah satu jenis bahan bakar alternatif dari sumber daya alam yang terbarukan yang saat ini banyak dipakai adalah biodiesel. Setelah pengembangan biodiesel, pengembangan bahan bakar alternatif juga diarahkan untuk membuat biogasoline, dengan komponen campurannya menggunakan bioetanol. Artikel ini membahas mengenai biogasoline dan penggunaannya sebagai pengganti gasoline dari minyak bumi.


Etanol dan Bioetanol

Etanolatau etil alcohol (lebih dikenal sebagai “alkohol”, lambang kimia C2H5OH) adalah cairan tak berwarna dengan karakteristik antara lain mudah terbakar, larut dalam air, biodegradable, tidak karsinogenik, dan jika terjadi pencemaran tidak memberikan dampak lingkungan yang signifikan. Penggunaan etanol sebagai bahan bakar bernilai oktan tinggi atau aditif peningkat bilangan oktan pada bahan bakar sebenarnya sudah dilakukan sejak abad 19. Mula-mula etanol digunakan untuk bahan bakar lampu pada masa sebelum perang saudara di Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1860 Nikolaus Otto menggunakan bahan bakar etanol dalam mengembangkan mesin kendaraan dengan siklus Otto. Mobil Model T karya Henry Ford yang diluncurkan pada tahun 1908 dirancang untuk menggunakan bahan bakar etanol atau gasoline. Namun karena harganya yang sangat tinggi, etanol kalah bersaing dengan bahan bakar yang terbuat dari minyak bumi. Harga minyak bumi yang membumbung belakangan ini membuat orang kembali mempertimbangkan etanol untuk dijadikan bahan bakar kendaraan.

Terdapat beberapa cara penggunaan etanol untuk campuran gasoline sebagai berikut :

• Hydrous ethanol(95% volume), yaitu etanol yang mengandung sedikit air. Campuran ini digunakan langsung sebagai pengganti gasoline pada kendaraan dengan mesin yang sudah dimodifikasi.

• Anhydrous ethanol(atau dehydrated ethanol), yaitu etanol bebas air dan paling tidak memiliki kemurnian 99%. Etanol ini dapat dicampur dengan gasoline konvensional dengan kadar antara 5-85%. Pada gasoline dengan campuran etanol antara 5-10%, bahan bakar ini dapat langsung digunakan pada mesin kendaraan tanpa perlu ada modifikasi. Campuran yang umum digunakan adalah 10% etanol dan 90% gasoline (dikenal dengan nama E10). Campuran etanol dengan kadar lebih tinggi (kadar bioetanol 85% atau dikenal dengan nama E85) hanya bisa digunakan pada mesin kendaraan yang sudah dimodifikasi, yang dikenal dengan nama flexible fuel vehicle. Modifikasi umumnya dilakukan pada tangki BBM kendaraan dan sistem injeksi BBM.

• Etanol juga digunakan sebagai bahan baku ETBE (ethyl-tertiary-butyl-ether), aditif gasoline konvensional.


Bioetanol adalah etanol yang diproduksi dari bahan baku berupa biomassa seperti jagung, singkong, sorghum, kentang, gandum, tebu, bit, dan juga limbah biomassa seperti tongkol jagung, limbah jerami, dan limbah sayuran lainnya. Bioetanol diproduksi dengan teknologi biokimia, melalui proses fermentasi bahan baku, kemudian etanol yang diproduksi dipisahkan dengan air dengan proses distilasi dan dehidrasi.

Penggunaan bioetanol sebagai campuran biogasoline memiliki keunggulan sebagai berikut :

• meningkatkan bilangan oktan (dapat menggantikan TEL sebagai aditif, sehingga mengurangi emisi logam berat timbal)

• menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna (mengurangi emisi karbon monoksida)

• mengurangi emisi gas buang karbon dioksida (penelitian menunjukkan pengurangan hingga 40-80%), dan senyawa sulfur (mengurangi hujan asam)


Produksi Bioetanol

Bioetanol diproduksi dari biomassa dengan proses hidrolisis dan fermentasi gula. Biomassa mengandung polimer karbohidrat berupa cellulose, hemi-cellulose, dan lignin. Untuk memproduksi gula dari biomassa, biomassa diolah menggunakan asam dan enzim. Cellulose dan hemi-cellulose terhidrolisa menjadi sukrosa, kemudian difermentasi menjadi etanol.

Fermentasi gula menjadi etanol dilakukan dengan menambah ragi (yeast). Ragi mengandung enzim invertase, yang bertindak sebagai katalis untuk mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa (C6H12O6). Fruktosa dan glukosa kemudian bereaksi dengan enzim zymase yang mengubah fruktosa dan glukosa menjadi etanol dan karbon dioksida. Proses fermentasi berlangsung selama 3 hari dan berlangsung pada temperature 250-300∞C. Etanol yang dihasilkan dari proses fermentasi kemudian dipisahkan dari air menggunakan proses distilasi.

Untuk menghasilkan 1000 liter bioetanol, untuk setiap jenis biomassa diperlukan bahan baku sebagai berikut :

- Jagung 2300 kg

- Gandum 2800 kg

- Bit gula 10000 kg

- Tebu 13000 kg

Pada umumnya pabrik bioetanol menggunakan satu jenis bahan baku. Kombinasi beberapa bahan baku dimungkinkan, namun perlu mempertimbangkan biaya investasi peralatan yang lebih tinggi.


Pemakaian Biogasoline

Biogasoline sudah dijual secara luas di Amerika Serikat, dikenal dengan nama gasohol. Campuran yang digunakan adalah 10% bioetanol (dari bahan baku jagung) dan 90% gasoline. Di Brazil, bioetanol untuk campuran gasoline dibuat dari bahan baku tebu, dan digunakan dalam kadar 10%. Di Finlandia, biogasoline yang digunakan memiliki kadar bioetanol 5% dan memiliki angka oktan 98. Untuk wilayah Asia, di Jepang, sejak tahun 2005 sudah mulai digunakan gasoline dengan campuran 3% bioetanol, dan diharapkan pada tahun 2012 seluruh gasoline yang dijual di Jepang sudah menggunakan biogasoline. Sedangkan di Asia Tenggara, sejak awal tahun 2006 di Thailand telah dijual gasohol 95, dan direncanakan pada tahun 2012 seluruh gasoline yang dijual di Thailand telah diganti dengan biogasoline.


Bagaimana dengan Indonesia?

Bulan Agustus 2006, Pertamina telah meluncurkan produk BioPremium, namun masih terbatas di SPBU Jl. Mayjen M. Wiyono, Malang. BioPremium yang dijual dibuat dari campuran BBM Premium dan 5% bioetanol. Bioetanol untuk campuran BioPremium diproduksi oleh PT Molindo Raya Industrial (MRI) di Lawang dengan bahan baku tetes tebu. Sejak diluncurkan, respon masyarakat cukup baik, dengan meningkatnya omzet penjualan. Sedangkan di Jakarta, sejak Desember 2006 kita sudah bisa melihat BioPertamax di beberapa SPBU, antara lain di SPBU di Jl. Tentara Pelajar, Senayan.

Pengembangan selanjutnya adalah ke wilayah Jawa Barat, di mana Pertamina merencanakan akan meluncurkan BioPremium di Bandung mulai tahun 2007. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, direncanakan akan didirikan pabrik etanol berkapasitas 200 juta liter etanol per tahun oleh LBL Network Ltd. dari Korea Selatan bekerja sama dengan PT Mitra Sae Internasional di Kuningan, dengan bahan dasar ubi kayu spesies manihot esculanta trans.

sumber :
http://www.pertamina.com/index.php?option=com_content&task=view&id=3026&Itemid=340

Jorge Lorenzo Juara MotoGP Prancis 2009


Jorge Lorenzo Juara MotoGP Prancis 2009 ( French MotoGP World Championship 2009 ) yang baru saja dilangsungkan tadi di sirkuit Le Mans, Prancis. Pembalap Moto GP asal Spanyol dari tim SPA Fiat Yamaha tersebut berhasil finish di tempat pertama dalam waktu 47 menit 52 detik, diikuti oleh pembalap asal Italia, Marco Melandri dari tim Hayate racing Team dengan selisih 17 detik dari Lorenzo. Sementara di tempat ketiga ditempati oleh Dani Pedrosa, pembalap asal Spanyol dari tim Repsol Honda.Dengan hasil tersebut, Jorge Lorenzo berhasil menduduki puncak klasemen sementara MotoGP 2009 dengan perolehan nilai 66, diikuti oleh The Doctor Valentino Rossi di tempat kedua dengan nilai 65, cuma selisih 1 angka dengan Lorenzo. Dan di tempat ketiga ditempati oleh pembalap asal Australia dari tim Ducati Marlboro Team, Casey Stoner dengan nilai yang sama dengan Rossi, yaitu 65.Hasil lengkap MotoGP Prancis 2009, Minggu 17 Mei 2009 :1. Jorge Lorenzo - SPA - Fiat Yamaha Team - 47 menit 52.678 detik2. Marco Melandri - ITA - Hayate Racing Team - 48 menit 10.388 detik3. Dani Pedrosa - SPA - Repsol Honda Team - 48 menit 12.571 detik4. Andrea Dovizioso - ITA - Repsol Honda Team - 48 menit 13.133 detik5. Casey Stoner - AUS - Ducati Marlboro Team - 48 menit 23.217 detik6. Chris Vermeulen - AUS - Rizla Suzuki MotoGP - 48 menit 30.140 detik7. Colin Edwards - USA - Monster Yamaha Tech 3 - 48 menit 32.869 detik8. Loris Capirossi - ITA - Rizla Suzuki MotoGP - 48 menit 38.099 detik9. James Toseland - GBR - Monster Yamaha Tech 3 - 48 menit 42.985 detik10. Toni Elias - SPA - San Carlo Honda Gresini - 48 menit 45.896 detik11. Alex de Angelis - RSM - San Carlo Honda Gresini - 48 menit 46.228 detik12. Nicky Hayden - USA - Ducati Marlboro Team - 48 menit 49.325 detik13. Yuki Takahashi - JPN - Scot Racing Team MotoGP - 48 menit 49.366 detik14. Randy de Puniet - FRA - LCR Honda MotoGP - 49 menit 3.977 detik15. Niccolo Canepa - ITA Pramac Racing - 49 menit 8.063 detik16. Valentino Rossi - ITA - Fiat Yamaha Team - +2 lapNot classified :Mika Kallio - FIN - Pramac Racing - +17 lap


sumber :